Allah berfirman,
فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَٰكِنْ تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ
“Sebenarnya bukan mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada.” (QS.Al-Hajj:46)
Ada istilah menarik dalam Al-Qur’an ketika mensifati orang-orang musyrik dan dzalim. Allah menyebut mereka “Buta” sebagai gambaran dari hakikat asli mereka. Yaitu ketika kebenaran telah jelas didepan mata tapi mata hatinya sama sekali tidak menyaksikannya.
Ia tidak memiliki Bashiroh (mata hati) yang dapat menyaksikan tanda-tanda kebesaran Allah di alam yang luas ini.
Mata yang dapat mengambil pelajaran dari sejarah yang telah berlalu.
Mata yang menyaksikan nasib akhir dari orang-orang dzalim sepanjang sejarah.
Itu semua karena dihadapan mereka ada hijab yang begitu tebal sehingga mata hatinya menjadi buta. Hijab-hijab kebodohan, fanatisme dan cinta dunia yang merusak.
Allah berfirman :
وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَىٰ
“Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta.” (QS.Tha-Ha:124)
Lalu mereka pun bertanya kepada Allah :
قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَىٰ وَقَدْ كُنْتُ بَصِيرًا
Dia berkata, “Ya Tuhanku, mengapa Engkau kumpulkan aku dalam keadaan buta, padahal dahulu aku dapat melihat?” ((QS.Tha-Ha:125)
Kemudian Allah menjawab :
قَالَ كَذَٰلِكَ أَتَتْكَ آيَاتُنَا فَنَسِيتَهَا ۖ وَكَذَٰلِكَ الْيَوْمَ تُنْسَىٰ
Dia (Allah) berfirman, “Demikianlah, dahulu telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, dan kamu mengabaikannya, jadi begitu (pula) pada hari ini kamu diabaikan.” (QS.Tha-Ha:126)