Sahabat Yatim Seluruh Nusantara dirahmati oleh Allāh SWT.
Bagaimana menurut kita jika ada seseorang yang membangun rumah hanya bermodalkan niat baik saja?
Dia tidak mengerti bangunan dan dia tidak mengerti teori membangun rumah, apakah dia akan berhasil membangun rumah yang baik dan nyaman serta kokoh?
Saya rasa jawabannya: tidak.
Lalu bagaimana apabila ada seseorang yang ingin menyetir mobil manual hanya bermodalkan niat baik saja?
Dia tidak mengerti bagaimana menselaraskan antara pedal kopling dan pedal gas, hanya bermodalkan niat baik, apakah dia bisa mengendarai mobil manual tersebut?
Jawabannya pun: tidak.
Atau ada seorang wanita(seorang ibu-ibu) yang ingin memasak tapi dia tidak tau resepnya, dia hanya bermodalkan niat baik saja. Kira-kira bisa tidak dia memasak yang enak dan memiliki cita rasa yang tinggi?
Jawabannya pun : tidak.
Jika seperti itu bagaimana dengan ibadah kita?
Bagaimana dengan agama kita?
Bagaimana dengan shalāt kita, puasa kita, dzikir kita, sholawat kita, istigotsah kita, isti’anah kita dan ibadah-ibadah yang lain?
Mungkinkah akan berhasil mencapai sukses di dunia dan di akhirat hanya bermodalkan niat baik saja?
Maka jawabannya pun sama dengan sebelumnya: tidak.
Nabi bersabda dalam hadits Muslim nomor 1718:
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa yang mengerjakan amal ibadah yang tidak pernah kami contohan (kami ajarkan, kami terangkan, kami syari’atkan), maka amal ibadah tersebut tertolak.”
Barangsiapa yang mengerjakan shalāt hanya mengandalkan niat baik, dia tidak tau bagaimana cara sujud, bagaimana cara ruku’, bagaimana cara i’tidal, apa yang dibaca dia nggak ngerti, harus membaca Al Fatihah, maka shalātnya tidak diterima oleh Allāh SWT.
Maka dengan ini konsep ibadah tidak cukup hanya dengan niat baik, ibadah adalah sebuah aktifitas dimana kita harus mensinergikan, menselaraskan antara niat ikhlas, niat baik dengan cara yang sesuai dengan tuntunan Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
Kalau tidak, maka amal ibadah tersebut dikhawatirkan tertolak.