Categories
Artikel

Sholatnya Orang Munafik

Allah Swt. berfirman dalam surah An-Nisa’ [4]: 142,

إِنَّ المُنَـٰفِقِینَ یُخَـٰدِعُونَ ٱللَّهَ وَهُوَ خَـٰدِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوْا إِلَى ٱلصَّلَوٰةِ قَامُوا كُسَالَىٰ یُرَاۤءُونَ ٱلنَّاسَ وَلَا یَذْكُرُونَ ٱللَّهَ إِلَّا قَلِیلا

Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.

Ayat diatas menjelaskan tentang sifat orang munafik yang dilihat dari shalat mereka. Dengan keburukan hati dan niatnya, mereka ingin menipu Allah dengan cara menampakkan keimanan dan menyembunyikan kekafirannya. Namun sebenarnya Allah yang justru menipu mereka.

Allah berikan kaum munafik cahaya-Nya sbegaimana orang mukmin kelak di hari kiamat, sehingga mereka mengira akan selamat, padahal cahaya orang mukmin akan menemani mereka ketika melewati Shirat, sedang cahaya kaum munafik Allah padamkan, dan Allah siapkan mereka bagian neraka paling bawah.

Adapun ciri pertama shalat kaum munafik adalah ketika disuruh atau akan melaksanakan shalat, ia merasa berat dan malas. “Kusala” adalah bentuk jamak dari kaslan (kaslaan) yaitu orang-orang yang malas dalam segala aktivitasnya disebabkan karena ketidaksukaan atau tidak ada antusiasme melakukannya.

Maka maksud dari ayat ini adalah orang-orang munafik jka mereka melaksanakan shalat, mereka lakukan dengan berat hati dan bermalas-malasan, tidak ada rasa senang ketika melaksanakan karena mereka tidak percaya adanya pahala ketika melakukannya dan adanya siksa bagi yang meninggalkannya.

Disebutkan juga dalam sebuah potongan hadis shahih riwayat Muslim, “Sesungguhnya shalat yang paling berat bagi orang Munafik adalah shalat Isya dan Shalat Subuh”.

Imam Al-Qurthubi menjelaskan bahwa ketika datang waktu Isya biasanya orang-orang telah kelelahan setelah seharian beraktivitas, sehingga malas untuk melaksanakan shalat. Begitu juga di waktu subuh, mereka lebih memilih untuk melanjutkan tidurnya.Itulah ciri pertama shalatnya orang munafik, yang merasa sangat berat dan bermalas-malasan untuk melakukannya. Barangkali kita masih sering malas dan berat, mulai sekaranglah saatnya kita taubat, Mudah-mudahan Allah memudahkan dan meringankan langkah kita untuk sholat.

Kemudian ciri yang kedua adalah ciri yg tidak nampak dilihat oleh kasat mata, yaitu melaksanakan shalat karena riya.

Riya (arab: riyaa’un) merupakan bentuk masdar (nomina) dari kata raa’a, yang artinya menampakkan suatu perbuatan yang tidak sesuai dengan isi hatinya. Dalam sebuah hadis dijelaskan bahwa hal yang paling ditakuti (terjadi) oleh Rasulullah di antara manusia adalah syirik kecil yaitu riya. Maksudnya bahwa di antara ciri shalat orang munafik adalah ia melaksanakan shalat dengan tujuan agar dilihat oleh manusia lainnya, bukan semata-mata ingin beribadah dan berinteraksi kepada Allah. Ia ingin orang-orang bersaksi dan melihat shalatnya, sehingga di malam hari saat waktu shalat isya, dan di waktu gelap saat shalat subuh, ia melewatkannya karena tidak banyak orang melihatnya.

Sebagaimana dijelaskan dalam hadis Rasulullah tentang shalat orang munafik yg sering banyak ditinggalkan. Imam Abu Layla mengatakan bahwa shalat yangg paling bagus yang mereka lakukan adalah ketika dilihat oleh orang lain, dan sejelek-jeleknya shalat adalah ketika dalam keadaan sepi atau tidak banyak yang melihat.

Hal ini dikarenakan pada dasarnya riya adalah menampakkan kebaikan di dpan manusia bukan semata-mata karena mengikuti perintah Allah, melainkan karena ingin dipuji di hadapan orang dan sebagainya.

Itulah ciri kedua shalatnya orang munafik dimana setelah ia bermalas-malasan melaksanakan shalat. Ia juga ingin shalatnya dilihat oleh orang lain (riya’). Sehingga jika tidak ada orang lain yang melihat, maka timbullah rasa berat dan malas untuk melaksanakan kewajiban shalat tersebut. Karena riya’ adalah hal yang hanya diketahui oleh si pelaku, maka mari introspeksi diri apakah sholat kita sudah karena Allah atau masih karena selain Allah. Wallahu a’lam.

Sumber : https://bincangsyariah.com/kalam/tafsir-ciri-ciri-shalat-orang-munafik-1/, https://bincangsyariah.com/kalam/tafsir-riya-ciri-ciri-shalat-orang-munafik-2/