عن أبي موسى رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه و آله و سلم (المؤمن للمؤمن كالبنيان يشدّ بعضه بعضا) وشبك بين أصابعه. متفق عليه
Dari Abu Musa RA, Rasulullah SAW bersabda “Seorang mukmin dengan mukmin lainnya seperti satu bangunan yang satu sama lain saling menguatkan” kemudian beliau menggeggamkan jari-jarinya(Muttafaqun Aleih)
Hadist ini adalah suatu hadist yang pertama yang berbicara tentang kehormatan orang muslim dan hal-hal yang wajib di pahami dan di agungkan setiap muslim yang satu kepada muslim lainnya. Kita lihat bahasa hadist yang pertama المؤمن للمؤمن orang mukmin yang satu dengan yang lainnya . Saya kepada anda, anda kepada saya, kita kepada tetangga kita yang muslim, ini di kasih suatu gambaran oleh baginda Rasul perumpamaan.
Perumpamaan disini كالبنيان seperti bangunan. Bangunan yang terdiri isinya dari batu, pasir, tanah, semen, besi, atau apapun sehingga bisa menjadi bentuk bangunan. Ini kita di beri contoh oleh Rasul agar otak kita mudah menangkapnya. Muslim satu atau mukmin satu dengan yang lainnya seperti bangunan. Yang mana bangunan tadi kalau sudah kokoh sulit untuk di robohkan.
Gambaran ini saudara namanya gambaran yang terlihat oleh kasat mata kita, yang bisa di ketahui oleh nalar pikiran kita. Tapi yang di maksud Rasul muslim satu dengan lainnya bukan bangunan. Tapi yang di maksud hubungan antara kita dengan lainnya sesama muslim, orang yang beriman wajib saling mencintai, saling memberi, saling menasehati, saling mengagungkan.
Muslim atau Mukmin jikalau bersatu akan menjadi kuat seperti bangunan tadi. يشدّ بعضه بعضا satu dengan yang lainnya saling mengeratkan, saling mendukung, كالبنيان يشدّ بعضه بعضا sebagian yang lain mampu kepada sebagian yang lainnya yang tidak mampu. Sehingga Islam itu menjadi kuat. Bahkan di beri permisalan atau percontohan oleh baginda Nabi kita Muhammad Saw. Dalam hadist yang sangat singkat ini ada 2 percontohan. Yang dua-dua nya percontohan hissi. Kalau tadi seperti bangunan, pada ujung hadist ini yaitu Rasul memasukan jari-jarinya dari satu tangan ke jari-jari tangan yang sebelah kiri, ini percontohan juga. Kalau tadi bangunan satu permisalan, dalam hadist yang singkat ini Nabi beri contoh lagi.
Tapi intinya kita bisa menangkap arti dari saling menguatkan, saling memberi dan saling menolong. Sehingga dari hadist ini yang pertama kita bisa ambil percontohan dari Rasul bahwa orang mukmin satu kepada yang lainnya itu harus saling menolong, harus saling menguatkan, kita lihat sapu lidi, satu lidi itu ringan, ada sampah disini kita bersihin dengan satu lidi kira-kira bisa atau tidak? Dua tidak bisa, tiga tidak bisa, minimal harus kita kumpulin sepuluh, dua puluh, lima puluh, lalu kita ikat kita bisa membersihkan kotoran. Begitu juga orang mukmin kalau dia sendiri dia lemah. Makanya dari hadist ini kita bisa memahami, orang mukmin yang baik itu tidak boleh menganggap dirinya paling baik. Bergerak sendiri, baik dalam urusan dunia atau urusan agama. Kita berdagang urusan dunia saja harus ada partner. Saya dagang tempe keliling di hutan ada yang beli atau tidak? Saya dagang tempe di pasar ada yang beli atau tidak? Begitu juga saya mau mengaji di rumah buka kitab sendiri saja, kira-kira bisa mengerti atau tidak? Saya harus pergi ke Majelis Ta’lim, baru kita bisa memahami. Saling memberi, saling menolong, saling mendukung, saling menguatkan, seperti bangunan yang kokoh. Tidak mungkin bangunan itu menjadi kokoh kecuali kompak, antara pasir, air, semen dsb. Dan dari hadist ini juga bisa kita memahami bahwa tujuan dari pada hadist ini agar muslim satu dengan muslim lainnya saling menghormati, saling mencintai.
Sumber: https://www.majelisrasulullah.org/seorang-mukmin-dengan-mukmin-lainnya-saling-menguatkan/